TUGAS
MAKALAH
PERKEMBANGAN
PESERTA DIDIK
“Pertumbuhan
Fisik Remaja”
Kelompok
5
1.
Selamet 16318/2010
2.
Annisa 1207546/2012
3.
Sofyan Lubis 1201876/2012
4.
Suci Junianti 1200460/2012
5.
Aulia Vandri 1201857/2012
6.
Media Ramadhani 1204679/2012
7.
Hermanila Yulita 1201876/2012
8.
Sri Gusmuridiah 1200220/2012
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam memahami perkembangan peserta didik yaitu pertumbuhan fisik remaja.
Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu penulis harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Padang, Maret 2013
Penulis
Daftar Isi
q KATA PENGANTAR..................................................................................... i
q DAFTAR ISI...................................................................................................
ii
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang........................................................................................
1
B.
Rumusan Masalah...................................................................................
1
C.
Tujuan......................................................................................................
2
II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian Fisik Pertumbuhan Remaja................................................ 3
B.
Bentuk-bentuk Perubahan Fisik Remaja............................................. 4
a. Perubahan Ukuran Tubuh...................................................................... 4
b.
Perubahan Proporsi Tubuh.................................................................... 4
c. Ciri
Kelamin yang Utama...................................................................... 4
d. Ciri
Kelamin yang Kedua..................................................................... 5
C.
Penyebab Perubahan Fisik pada Remaja............................................. 6
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyebab
Pertumbuhan Fisik
pada Remaja............................................................................................ 7
a. Pengaruh Keluarga................................................................................ 7
b.
Pengaruh Gizi........................................................................................ 7
c.
Gangguan Emosianal ............................................................................ 8
d. Jenis Kelamin........................................................................................ 8
e.
Status Sosial Ekonomi........................................................................... 8
f.
Kesehatan ............................................................................................. 8
g.
Pengaruh Bentuk Tubuh ....................................................................... 9
E.
Pengaruh Pertumbuhan Fisik terhadap
Tingkah Laku pada
Remaja.................................................................................................... 9
F.
Upaya Pertumbuhan Fisik Remaja dan
Implikasinya Terhadap Pendidikan.......12
a. Menjaga Kesehatan Badan.................................................................... 12
b. Memberi
Makanan yang Baik............................................................... 12
c. Menyediakan
Sarana dan Prasarana ................................................. .... 12
d. Waktu Istirahat..................................................................................... 13
e. Jam
Olahraga......................................................................................... 13
II. PENUTUP
A.
Kesimpulan.............................................................................................. 15
B.
Saran ............................................................................................ 16
q DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pertumbuhan pada setiap individu
berlangsung terus menerus dan tidak dapat diulang kembali. Setiap individu
pasti mengalami suatu tahapan pertumbuhan (masa) dalam hidupnya, salah satunya
adalah masa remaja. Masa remaja merupakan masa yang dapat dikatakan masa yang
paling indah, karena pada masa ini remaja mulai merasakan hal baru pada
dirinya, berkaitan dengan fisik maupun psikisnya. Namun, masa remaja juga
merupakan masa yang rentan terhadap perbuatan-perbuatan yang kurang baik. Hal
ini dapat diakibatkan karena mereka suka mencoba hal-hal baru yang belum tentu
semua itu baik untuk mereka.
Pada masa remaja terjadi
perubahan-perubahan fisik, baik yang bersifat struktural maupun fungsinya yang
berbeda antara remaja laki-laki dan remaja perempuan. Gejala-gejala perubahan
fisik remaja muncul ketika anak mulai memasuki masa awal remaja, dimana
perubahan tersebut hampir selalu disertai dengan perubahan sikap dan perilaku.
Perubahan tersebut merupakan salah satu dampak dari pengalaman yang belum
pernah dirasakannya. Hal ini menyebabkan sering terjadinya permasalahan ataupun
ketidakseimbangan pada diri remaja. Ketidakseimbangan inilah yang dapat
memengaruhi pendidikan. Oleh sebab itu makalah ini disusun untuk mengetahui
dampak dari pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan.
B.
Rumusan
Masalah
1.
Apa yang disebut dengan pertumbuhan fisik remaja?
2.
Apa saja bentuk-bentuk perubahan fisik remaja?
3.
Apa penyebab adanya perubahan fisik remaja?
4.
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja?
5.
Apa pengaruh pertumbuhan fisik terhadap tingkah laku remaja?
6.
Apa saja upaya pertumbuhan fisik remaja dan implikasinya terhadap pendidikan?
C.
Tujuan
1. Untuk mengetahui
pengertian pertumbuhan fisik remaja.
2. Untuk mengetahui
bentuk-bentuk perubahan fisik remaja.
3. Untuk mengetahui
penyebab perubahan fisik pada masa remaja.
4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan fisik remaja.
5. Untuk mengetahui pengaruh pertumbuhan
fisik terhadap tingkah laku remaja.
6. Untuk mengetahui upaya pertumbuhan fisik
remaja dan implikasinya terhadap pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Pertunbuhan Fisik Remaja
Pertumbuhan fisik remaja merupakan
pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran
(semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara
fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”. Hal ini ditandai dengan
datangnya mensturasi pada perempuan dan pada perempuan dan mimpi basah pada
laki-laki.
Pertumbuhan berkaitan dengan
perubahan fisik secara kuantitatif yang menyangkut peningkatan ukuran dan
struktur biologis. Pertumbuhan adalah perubahan secara fisiologis sebagai hasil
proses pematangan fungsi dalam perjalanan waktu tertentu (Fatimah, 2010:41).
Perubahan ini berkisar hanya pada aspek-aspek individu. Pertumbuhan ini
meliputi perubahan yang bersifat internal maupun eksternal. Pertumbuhan
internal meliputi perubahan ukuran alat pencernaan, bertambahnya ukuran besar
dan berat jantung dan paru-paru, bertambah sempurna sistim kelenjar kelamin,
dan berbagai jaringan tubuh. Adapun perubahan eksternal meliputi bertambahnya
tinggi badan, bertambahnya lingkar tubuh, perbandingan ukuran panjang dan lebar
tubuh, ukuran besarnya organ seks, dan munculnya atau tumbuhnya tanda-tanda
kelamin sekunder.
Secara umum, terjadi pertumbuhan
fisik yang sangat pesat dalam masa remaja awal (12/13-17/18 tahun). Dalam
jangka tiga atau empat tahun anak bertumbuh hingga tingginya hamir menyamai
tinggi orang tuanya. Pertumbuhan anggota-anggota badan dan otot sering berjalan
tidak seimbang. Bagi wanita mulai menunjukkan mekar-tubuh yang membedakan
dengan tubuh kanak-kanak. Dalam hal kecepatan pertumbuhan, terutama nampak
jelas pada usia 12-14 tahun; dimana remaja putri bertumbuh demikian cepat
meninggalkan pertumbuhan remaja pria.
B.
Bentuk-bentuk Perubahan Fisik Remaja
Adapun perubahan-perubahan fisik
yang penting dan terjadi pada masa remaja adalah sebagai berikut:
1. Perubahan
ukuran tubuh
Irama pertumbuhan fisik berubah
menjadi cepat sekitar dua tahun sebelum anak mencapai taraf kematangan alat
kelaminnya. Setahun sebelum pematangan ini, anak akan bertambah tinggi 10
samapai 15 cm dan bertambah berat 5 sampai 10 kg. pertumbuhan tubuh masih terus
terjadi, tetapi dalam tempo yang sedikit lebih lamban. Selama empat tahun,
pertumbuhan tinggi badan anak akan bertambah 25% dan berat tubuhnya hampir
mencapai dua kali lipat. Anak laki-laki akan mencapai bentuk tubuh orang dewasa
pada usia 19 sampai 20 tahun, sedangkan anak perempuan pada usia 18 tahun.
2. Perubahan
proporsi tubuh
Ciri tubuh yang kurang proporsional
pada masa remaja ini tidak sama untuk seluruh tubuh. Ada pula bagian tubuh yang
semakin proporsional. Proporsi yang tidak seimbang ini akan berlangsung terus
sampai seluruh masa puber dilalui sepenuhnya, sehingga proporsi tubuhnya mulai
tampak seimbang menjadi proporsi orng dewasa . Perubahan ini terjadi, baik di
dalam maupun bagian luar tubuh anak.
3. Ciri
kelamin yang utama
Pada masa kanak-kanak, alat kelamin
yang utama belum berkembang secara sempurna. Memasuki masa remaja, alat kelamin
mulai berfungsi, yaitu pada saat ia berumur 14 tahun ketika pertama kali anak
laki-laki mengalami “mimpi basah”. Pada anak perempuan, indung telurnya mulai
berfungsi pada usia 13 tahun, yaitu pada saat pertama kali mengalami
menstrurasi atau haid. Bagian lain dari alat perkembangbiakan pada anak
perempuan saat ini masih belum mampu untuk mampu untuk mengandung. Masa
interval ini disebut sebagai “saat steril” masa remaja.
4. Ciri
kelamin kedua
Ciri kelamin kedua pada anak
perempuan adalah membesarnya buah dada dan mencuatnya putting susu, pinggul
lebih lebar dariipada lebar bahu, tumbuh rambut disekitar alat kelamin, tumbuh
rambut di ketiak, dan suara bertambah nyaring. Ciri kelamin kedua pada anak
laki-laki adalah tumbuh kumis dan jenggot, nada suara membesar, bahu melebar
lebih besar daripada pinggul, timbul bulu dada dan bulu di sekitar alat
kelamin, serta perubahan jaringan kulit menjadi lebih lebih kasar dan pori-pori
membesar.
Ciri-ciri kelamin kedua inilah yang
membedakan bentuk fisik anak laki-laki dan perempuan. Ciri ini pula yang sering
menjadi daya tarik antar jenis kelamin. Pertumbuhan tersebut berjalan seiring
dengan perkembangan ciri kelamin yang utama dan keduanya akan mencapai taraf
kematangan pada tahun pertama atau tahun kedua masa remaja.
Adapun
urutan perubahan fisik menurut Sarlito Wiraman (dalam Fatimah, 2010:48) adalah
sebagai berikut:
1. Urutan perubahan fisik
pada anak perempuan, misalnya
a. Terjadi
pertumbuhan tulang-tulang (badan menjadi tinggi, anggota badan menjadi panjang),
b. Terjadi pertumbuhan payudara,
c. Tumbuh
bulu yang halus berwarna gelap di tangan dan kakinya,
d. Mencapai
pertumbuhan ketinggian badan yang maksimal setiap tahunnya,
e. Bulu
kemaluan menjadi keriting,
f. Terjadi
haid,
g. Tumbuh
bulu-bulu pada ketiak,
2. Urutan perubahan fisik
pada anak laki-laki
a. Terjadi
pertumbuhan tulang-tulang,
b. Testis
(buah pelir) membesar,
c. Tumbuh
bulu-bulu berwarna gelap pada kemaluan,
d. Terjadi
awal perubahan nada suara,
e. Mengalami
ejakulasi (keluarnya air mani),
f. Bulu
kemaluan menjadi keriting,
g. Pertumbuhan
tinggi badan mencapai tingkat yang maksimal setiap tahunnya,
h. Tumbuh
rambut-rambut halus di wajah (kumis, jambang, dan jenggot),
i.
Tumbuh bulu ketiak,
j.
Terjadi akhir perubahan
suara,
k. Rambut-rambut
di wajah bertambah tebal dan gelap,
l.
Tumbul bulu di dada dan
kaki,
C.
Penyebab
Perubahan Fisik pada Remaja.
Penyebab perubahan fisik pada remaja
adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin.
Kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam hormon
yang erat hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu adalah
hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh dan
hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar mulai
aktif bekerja. Tidak berapa lama sebelum saat remaja dimulai, kedua hormon ini
sudah mulai diproduksi dan pada saat remaja semakin banyak dihasilkan. Seluruh
proses ini dikendalikan oleh perubahan yang terjadi dalam kelenjar endoktrin.
Kelenjar ini diaktifkan oleh rangsangan yang dilakukan kelenjar hypotalamus,
yaitu kelenjar yang dikenal sebagai kelenjar untuk merangsang pertumbuhan pada
saat remaja dan terletak di otak.
Meskipun kelenjar gonad atau kelenjar
kelamin sudah ada dan aktif sejak dilahirkan, kelenjar ini seolah-olah tidur
dan baru aktif setelah diaktifkan oleh hormon gonadotropik dari kelenjar
pituitari pada saat si anak memasuki tahap remaja. Segera setelah tercapai
kematangan alat kelamin, hormon gonad akan menghentikan aktifitas hormon pertumbuhan.
Dengan demikian, pertunbuhan fisik akan terhenti. Keseimbangan yang tepat
antara kelenjar pituari dan gonad akan menimbulkan perkembangan fisik yang
tepat pula. Sebaliknya, bila terjadi gangguan dalam keseimbangan ini, akan
timbul penyimpangan pertumbuhan.
Selama masa remaja, seluruh tubuh
mengalami perubahan struktur tubuh maupun fungsinya. Dalam kenyataannya, hampir
semua perubahan bagian tubuh mengikuti irama yang tetap, sehingga waktu
kejadiannya dapat diperkirakan sebelumnya. Perubahan tersebut tampak jelas pada
bagian pertama masa remaja.
D.
Faktor-faktor
yang Memengaruhi Pertumbuhan Fisik Remaja.
Adapun
faktor-faktor yang memengaruhi pertumbuhan fisik remaja adalah sebagai berikut:
1. Pengaruh
keluarga
Pengaruh keluarga meliputi faktor
keturunan maupun faktor lingkungan. Karena faktor keturunan, seorang anak dapat
lebih tinggi atau panjang daripada anak lainnya, jika ayah dan ibu atau
kakeknya tinggi dan panjang. Faktor lingkungan akan membantu menentukan
tercapai tidaknya perwujudan potensi keturunan yang dibawa anak. Pada setiap
tahapan usia, lingkungan lebih banyak pengaruhnya terhadap berat tubuh daripada
tinggi tubuh.
2. Pengaruh
gizi
Anak-anak yang memperoleh gizi yang
cukup biasanya akan lebih tinggi tubuhnya dan sedikit lebih cepat mencapai masa
remaja dibanding dengan mereka yang memperoleh gizi buruk. Lingkungan dapat
memberikan pengaruh bagi remaja sedemikian rupa, sehingga menghambat atau
mempercepat potensi untuk pertumbuhan di masa remaja.
3. Gangguan
emosional
Anak yang sering mengalami gangguan
emosional akan mengalami terbentuknya steroid adrenal yang berlebihan, dan ini
akan membawa akibat berkurangnya pembentukan hormon pertumbuhan di kelenjar
pituitari. Bila terjadi hal demikian, pertumbuhan awal remajanya akan terhambat
dan tidak tercapai berat tubuh yang seharusnya.
4. Jenis
kelamin
Anak laki-laki cenderung lebih
tinggi dan lebih berat daripada anak perempuan, kecuali pada usia antara 12 dan
15 tahun. Anak perempuan biasanya akan sedikit lebih tinggi dan lebih berat
daripada anak laki-laki. Terjadi perbedaan berat dan tinggi tubuh ini karena
bentuk tulang dan otot pada anak laki-laki memang berbeda dari anak perempuan.
5. Status
sosial ekonomi
Anak-anak yang berasal dari
keluarga dengan status ekonomi rendah, cenderung lebih kecil daripada anak yang
berasal dari keluarga yang status sosial ekonominya tinggi. Keluarga yang kaya
akan dapat memenuhi kebutuhan primer anak-anaknya. Sebaliknya, keluarga miskin
tidak akan dapat memenuhi sembilan kebutuhan primernya secara memadai.
6. Kesehatan
Anak-anak sehat dan jarang sakit
biasanya akan memiliki tubuh yang lebih berat daripada anak yang sakit-sakitan.
Kurangnya perawatan kesehatan akan menyebabkan anak mudah terserang penyakit.
Cara makan yang salah dalam arti makan tanpa memerhatikan keseimbangan gizi dan
vitamin juga dapat menyebabkan tubuh menjadi sakit.
7. Pengaruh
bentuk tubuh
Bentuk tubuh mesamorf, ektomorf,
atau endomorf akan memengaruhi besar kecilnya tubuh anak. Misalnya, anak yang
bentuk tubuhnya mesomorf akan lebih besar daripada yang endomorf atau eksomorf,
karena memang mereka lebih gemuk dan berat.
E.
Pengaruh
Pertumbuhan Fisik terhadapTingkah Laku Remaja.
Perubahan-perubahan fisik itu
menyebabkan kecanggungan bagi para remaja karena ia harus menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Pertumbuhan badan yang
mencolok misalnya, atau pembesaran payudara yang terlalu cepat akan membuat
remaja merasa malu atau kurang percaya diri. Demikian pula dalam menghadapi
haid dan “mimpi” yang pertama. Anak-anak remaja itu perlu mengadakan
penyesuaian tingkah laku dan dukungan dari pihak lain orang tua.
Perubahan fisik selalu disertai
oleh perubahan sikap dan perilaku. Keadaan ini sering menjadi sedikit parah
karena perbedaan sikap orang-orang di sekelilingnya dan sikapnya sendiri dalam
menanggapi perubahan fisik tersebut. Dalam masa remaja, perubahan yang terjadi
sangat mencolok, sehingga dapat mengganggu keseimbangan yang sebelumnya sudah
terbentuk. Perilaku mereka mendadak semakin sulit diduga dan sering agak
melawan nilai dan norma sosial yang berlaku. Oleh karena itu masa ini sering
dinamakan sebagai masa negatif atau masa pancaroba. Pada saat irama pertumbuhan
sedikit lambat dan perubahan tubuhnya telah sempurna maka akan terjadi
keseimbangan kembali.
Meskipun pengaruh pubertas terhadap
remaja berbeda-beda, cara mereka melampiaskan gangguan ketidakseimbangan itu
hampir sama. Beberapa bentuk pelampiasan yang dapat terlihat adalah ia menjadi
mudah tersinggung, sangat pemalu, ada kecenderungan menarik diri dari keluarga
atau teman, lebih senang menyendiri, menentang otorita orang tua dan guru,
mendambakan kemandirian, sangat kritis terhadap orang lain, tidak suka
melakukan tugas di rumah ataupun di sekolah, dan sangat tampak bahwa dirinya
tertekan dan tidak bahagia.
Karena sedang terjadi perubahan
beberapa kelenjar pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan dalam
bentuk ukuran tubuhnya, anak-anak remaja ini secara fisik sering merasa sangat
tidak nyaman, sering mengeluh, gelisah, nafsu makan berkurang, mengalami
gangguan pencernaan, sakit kepala, sakit punggung, dan sebagainya karena
tubuhnya bertambah besar dan panjang. Gangguan ini lebih banyak menghinggapi
anak perempuan daripada anak laki-laki.
Anak-anak remaja terlalu
memerhatikan keadaan tubuhnya yang sedang mengalami proses perubahan. Tanggapan
atas perubahan dirinya itu dapat digolongkan menjadi dua, yaitu mereka yang
terlalu memerhatikan normal atau tidak dirinya dan mereka yang terlalu
memikirkan tepat atau tidaknya kehidupan kelaminnya. Jika mereka memerhatikan
teman sebayanya, kemudian dirinya berebeda dari mereka maka akan muncul pikiran
tentang normal tidaknya dirinya. Misalnya, perbedaan dalam hal kecepatan
pertumbuhan dapat menimbulkan kekhawatiran dalam dirinya. Anak-anak yang cepat
dan lebih awal tumbuh sering merasa khawatir bahwa pada masa dewasanya nanti,
tubuhnya akan terlalu besar dan tinggi, sedangkan anak yang mulai tumbuh pendek
sampai dewasa akan an kehidupan merasa khawatir pertumbuhan dan kehidupan
kelaminnya tidak akan berkembang secara normal.
Apabila tertinggal dari teman
sebayanya dalam hal minat dan kegiatan lain, atau kurang berminat dalam
kegiatan sebayanya, mereka lalu khawatir apakah mereka akan menjadi dewasa.
Terlalu memerhatikan keadaan kehidupan kelaminnya juga merupakan hal yang biasa
terjadi dalam tahap ini. Pada saat seorang mencapai remaja, dalam pikirannya
telah terbentuk konsep mengenai wajar-tidaknya kehidupan kelamin dalam
penampilan seseorang. Konsep ini terbentuk melalui pengalaman si anak
sehari-hari misalnya dari televisi, buku cerita, komik, atau dari orang-orang
disekelilingnya yang dikagumi. Bila mereka berpendapat bahwa dirinya tidak
wajar. Sayangngnya, konsep yang telah terbentuk ini sukar sekali dihilangkan,
bahkan mungkin dapat menetap seumur hidupnya.
Salah satu dari beberapa konsekuensi
masa remaja yang paling penting adalah pengaruh jangka panjangnya terhadap
sikap, perilaku sosial, minat, dan kepribadiannya. Sejumlah penelitian telah
menemukan bahwa ciri kepribadian dan sikap tertentu yang sudah terbentuk ini
biasanya sulit dihilangkan, bahkan dalam beberapa kasus tampak semakin parah.
Pengaruh ketidaknyamanan pada masa remaja yang paling menetap adalah dalam hal
penyimpangan kematangan kelaminnya. Perkembangan kehidupan kelamin yang tidak
wajar ini akan menimbulkan pengaruh pada anak laki-laki dan juga pada anak
perempuan, bahkan pengaruh itu tidak hanya terjadi di masa remaja, tetapi dapat
berlanjut lebih lama lagi. Bagi anak laki-laki yang mengalami perkembangan
kelamin lebih awal, secara sosial lebih menguntungkan, sedangkan bagi anak
perempuan tidak sedemikian halnya.
Tinggi, berat, dan kekuatan tubuh
yang jauh melebihi teman sebayanya bagi anak laki-laki akan dapat meningkatkan
citra dirinya di depan teman sebayanya dari kedua jenis kelamin. Sebaliknya,
bila kematangan kelamin ini terlalu cepat terjadi pada anak gadis, ia akan
memperoleh sebutan atau label yang tidak menyenangkan. Keadaan ini sering
menimbulkan pengaruh buruk pada anak perempuan yang termasuk lambat dalam
kematangan kelaminnya, ia akan kehilangan kesempatan untuk menaikkan citra
dirinya, merasa kurang dihargai, dan sering diabaikan.
Hurlock
(1992) mengemukakan perubahan yang terjadi, yaitu:
a.
Ingin menyendiri
b. Bosan
c. Inkoordinasi
d. Antagonis
sosial
e. Emosi
yang meninggi
f. Hilangnya
kepercayaan diri
g. Terlalu
sederhana
F.
Upaya
Pertumbuhan Fisik Remaja dan Implikasinya Terhadap Pendidikan
Dalam batas-batas tertentu, proses
pembelajaran dapat diselenggarakan sedemikian rupa sehingga dapat membantu
percepatan pertumbuhan fisik subjek didik. Dalam proses pembelajaran itu dapat
diupayakan berbagai stimulus secara sistematis, antara lain:
1. Menjaga
kesehatan badan.
Kebiasaan hidup sehat, bersih, dan
olahraga secara teratur akan dapat membantu menjaga kesehatan pertumbuhan
tubuh. Namun, bila ternyata masih juga terkena penyakit, haruslah segara
diupayakan agar lekas sembuh. Sebab kesehatan sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan fisik.
2. Memberi
makanan yang baik.
Makanan yang baik ialah makanan
yang banyak mengandung gizi, segar, sehat, dan tidak tercemar oleh kotoran atau
penyakit. Baik buruknya makanan akan menentukan pula pertumbuhan anak.
Implikasinya
bagi pendidikan adalah perlunya memperhatikan faktor berikut:
1. Menyediakan sarana dan prasarana
Faktor sarana dan prasarana ini
jangan sampai menimbulkan gangguan kesehatan pada anak. Misalnya ruangan kelas,
tempat duduk dan meja, dan sebagainya.
2. Waktu istirahat
Istirahat sangat dibutuhkan untuk
menghilangkan rasa lelah dan mengumpulkan tenaga baru, istirahat yang cukup
sangat diperlukan.
3. Diadakannya
jam olahraga bagi siswa
Pelajaran olahraga sangat penting
bagi pertumbuhan fisik anak karena dengan olahraga yang dijadwalkan secara
teratur oleh sekolah berarti pertumbuhan fisik anak akan memperoleh stimulasi
secara teratur pula.
Permasalahan dalam pertumbuhan
fisik sering disebabkan karena perasaan dan pikiran mengenai fisiknya. Remaja
yang banyak perhatiannya terhadap kehidupan kolektif, perilakunya akan banyak
dipengaruhi oleh perilaku kelompoknya. Kelompok remaja dapat terbentuk di
sekolah seperti kelompok tim olahraga, tim kesenian, pramuka, dan sebagainya.
Kegiatan tersebut dapat memupuk pertumbuhan fisik remaja. Namun kadang kala
remaja juga dapat terjerumus dalam suatu kelompok yang membuat mereka menjadi
remaja yang tidak baik menurut pandangan keluarga maupun masyarakat, biasanya kegiatan
yang bernilai negatif tersebut seperti ngebut, begadang, miras, dan semacamnya
yang mengganggu kesehatannya. Oleh karena itu, pengembangan program kelompok
remaja ke arah kegiatan yang bernilai positif oleh para guru di sekolah
merupakan upaya positif untuk membantu para remaja dalam pertumbuhan fisik
mereka.
Pengembangan kegiatan pramuka,
penyelenggaraan senam kesegaran jasmani, dan pembiasaan hidup bersih perlu
diprogram sebagai kegiatan ko-kurikuler dan ekstrakurikuler di sekolah
menengah. Pembentukan kelompok atas bimbingan guru merupakan kegiatan yang
dapat membentuk mereka untuk belajar secara bertanggung jawab. Maka pada saat
pembentukan kelompok belajar atas bimbingan guru dan atau orang tua,
sesungguhnya mereka telah membentuk remaja untuk belajar teratur dan
bertanggung jawab. Di samping itu, baik guru maupun orang tua perlu membantu
remaja agar memahami keadaan fisik dan perubahan-perubahan yang dialami remaja,
seperti memberikan pengarahan kepada mereka berkaitan dengan pertumbuhan yang dialaminya.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pertumbuhan fisik remaja merupakan
pertumbuhan yang paling pesat. Remaja tidak hanya tumbuh dari segi ukuran
(semakin tinggi atau semakin besar), tetapi juga mengalami kemajuan secara
fungsional, terutama organ seksual atau “pubertas”.
Adapun perubahan-perubahan fisik yang
penting dan terjadi pada masa remaja meliputi; perubahan ukuran tubuh,
perubahan proporsi tubuh, ciri kelamin utama, ciri kelamin kedua.
Penyebab perubahan fisik pada remaja
adalah adanya dua kelenjar yang menjadi aktif bekerja dalam sistim endoktrin.
Yaitu kelenjar pituitari yang terletak di dasar otak mengeluarkan dua macam
hormon yang erat hubungannya dengan perubahan masa remaja. Kedua hormon itu
adalah hormon pertumbuhan yang menyebabkan terjadinya perubahan ukuran tubuh
dan hormon gonadotropik atau sering disebut hormon yang merangsang gonad agar
mulai aktif bekerja.
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan
fisik remaja adalah pengaruh keluarga, pengaruh gizi, gangguan emosional, jenis
kelamin, status sosial ekonomi, kesehatan, pengaruh bentuk tubuh, dan
lingkungan.
Perubahan-perubahan yang terjadi pada
masa remaja sering memengaruhi sikap dan perilaku remaja itu sendiri, seperti
ingin menyendiri, bosan, inkoordinasi, antagonis sosial, emosi yang meninggi,
hilangnya kepercayaan diri, dan terlalu sederhana.
Upaya untuk pertumbuhan remaja meliputi
memberi makanan yang baik dan menjaga kesehatan badan. Kegiatan bernilai
posotif seperti olah raga, pramuka, dan seni dapat memupuk pertumbuhan fisik
remaja, serta pembentukan kelompok belajar. Implikasinya bagi pendidikan adalah
perlunya menyediakan sarana dan prasarana, waktu istirahat, dan diadakannya jam
olahraga bagi siswa.
B.
Saran
Dalam upaya untuk membantu percepatan
pertumbuhan fisik remaja, diharapkan adanya sarana dan prasarana yang
mendukung, baik di sekolah maupun di rumah. Selain itu diperlukan pengawasan
yang lebih terhadap seorang remaja agar tidak terjadi penyimpangan perilaku
pada mereka dan perlunya pengarahan tentang pertumbuhan remaja dari orang tua
dan pihak sekolah.
Daftar Pustaka
1.
Mudjiran, Dkk
(2007). Buku Ajar ; Perkembangan Peserta Didik : UNP
2.
Ellida P.
(1990). Perkembangan Peserta Didik (Remaja) Padang: FIP IKIP Padang
3.
Sunarto, Dkk.
(2008). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta : Depdikbud
4.
Enung Fatimah
(2008). PSikologi Perkembangan.Bandung : Pustaka Setia
No comments:
Post a Comment